43 Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta - Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukota kabupaten Bantul adalah kecamatan Bantul. Memiliki luas wilayah kurang lebih sekitar 506,86 km2 dengan populasi total sekitar 911.503 (2011), dan memiliki kepadatan1.798. Pada 27 Mei 2006, gempa bumi besar berkekuatan 5,9 skala Richter pernah mengguncang Kota Bantul, yang mengakibatkan kerusakan yang besar terhadap daerah ini dan kematian sedikitnya 3.000 penduduk Bantul. Daerah terparah akibat gempa adalah Pundong dan Imogiri.
Selain fakta di atas, Kabupaten Bantul juga memiliki banyak fakta menarik lain yang perlu Anda ketahui. Apa sajakah faktanya?
Berikut ini adalah 43 Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta :
- Kabupaten Bantul berada dalam koordinat 07° 44' 04" - 08° 00' 27" LS dan 110° 12' 34" - 110° 31' 08" BT.
- Moto Kabupaten Bantul adalah "Bantul Projotamansari" singkatan dari "Produktif-Professional, Ijo Royo-royo, Tertib, Aman, Sehat, Asri".
- Simbol khas Kabupaten Bantul: Flora resmi Sawo kecik dan fauna resminya burung puter.
- Pusat pemerintahan di Kecamatan Bantul, sekitar 11 km sebelah selatan Kota Yogyakarta.
- Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kecamatan itu adalah: Sanden, Kretek, Pundong, Imogiri, Dlingo, Pleret,.Jetis, Bambanglipuro, Pandak, Pajangan, Bantul, Sewon, Banguntapan, Piyungan, Sedayu, Kasihan, dan Srandakan.
- Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Provinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur.
- Bagian barat Kabupaten Bantul adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah).
- Bagian tengah Kabupaten Bantul adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %).
- Bagian timur Kabupaten Bantul adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%).
- Bagian selatan Kabupaten Bantul sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlaguna, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.
- Awal pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah dari perjuangan gigih Pangeran Diponegoro melawan penjajah bermarkas di Selarong sejak tahun 1825 hingga 1830.
- Pemerintah Hindia Belanda dan sultan Yogyakarta pada tanggal 26 dan 31 Maret 1831 mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah administratif baru dalam kasultanan disertai penetapan jabatan kepala wilayahnya.
- Kabupaten Bantul menjadi basis Serangan Oemoem 1 Maret 1949 yang dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
- Peristiwa penting yang tercatat di Kabupaten Berada yaitu Perang Gerilya melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman (1948).
- Kabupaten Bantul menyimpan banyak kisah kepahlawanan. Antara lain, perlawanan Pangeran Mangkubumi di Ambar Ketawang dan upaya pertahanan Sultan Agung di Pleret. Perjuangan Pangeran Diponegoro di Selarong. Kisah perjuangan pioner penerbangan Indonesia yaitu Adisucipto, pesawat yang ditumpanginya jatuh ditembak Belanda di Desa Ngoto.
- Pada 27 Mei 2006, di Kabupaten Berada di guncang gempa bumi besar berkekuatan 5,9 skala Richter mengakibatkan kerusakan yang besar terhadap daerah ini dan kematian sedikitnya 3.000 penduduk Bantul. Daerah terparah akibat gempa adalah Pundong dan Imogiri.
- Bagian selatan Kabupaten Bantul ini berupa pegunungan kapur, yakni ujung barat dari Pegunungan Sewu.
- Perbatasan Kabupaten Bantul adalah: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di utara, Kabupaten Gunung Kidul di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat.
- Tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 Sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya dikenal bernama Bantulkarang. Selain itu tanggal 20 Juli tersebut juga memiliki nilai simbol kepahlawanan dan kekeramatan bagi masyarakat Bantul mengingat Perang Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli 1825.
- Di Kabupaten Bantul terdapat senjata Tombak Kyai Agnya Murni. Tombak Kyai Agnya Murni berasal dari kata agnya berarti perintah atau pemerintahan dan murni adalah suci/bersih. Tombak pusaka Kyai Agnya-murni mengisyaratkan pamoring kawula Gusti. Dalam khasanah Jawa, dikenal istilah budaya berpamor agama. Sehingga dalam dimensi vertikal memiliki makna pasrah diri dan tunduk patuh insan ke haribaan Sang Khalik. Dalam dimensi horizontal mengisyaratkan luluhnya pemimpin dengan rakyat.
- Kabupaten Bantul dialiri 6 Sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan panjang 114 km2. Yaitu : Sungai Oyo (35,75 km), Sungai Opak (19,00 km), Sungai Code (7,00 km), Sungai Winongo (18,75 km), Sungai Bedog (9,50 km), Sungai Progo (24,00 km).
- Menurut klasifikasi iklim Koppen, Bantul memiliki iklim muson tropis. Sama seperti kabupaten lain di Indonesia, musim hujan di Bantul dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan April hingga September.
- Rata-rata curah hujan di Kabupaten Bantul adalah 90,76 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan Februari.
- Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius.
- Jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada tahun 2009 adalah 1.015.465 jiwa, dengan kepadatan 2.012,93 jiwa/km2 Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan terpadat di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Banguntapan dengan jumlah penduduk 120.123 jiwa dengan kepadatan 4.218 jiwa/km2.
- Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Bantul di bidang pertanian (25 %) , perdagangan (21 %), Industri (19 %) dan jasa (17 %) .
- Bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Bantul adalah: Raden Tumenggung Mangun Negoro (20 Juli 1831), Raden Tumenggung Jayadiningrat, Raden Tumenggung Nitinegoro, Raden Tumenggung Danukusumo, Raden Tumenggung Djojowinoto, Raden Tumenggung Djojodipuro, Raden Tumenggung Surjokusumo, Raden Tumenggung Mangunyuda (1899 - 1913), K.R.T. Purbo Dininggrat (1913 - 1918), K.R.T. Dirdjokusumo (1918 – 1943), K.R.T. Djojodiningrat (1943 – 1947), K.R.T. Tirtodiningrat (1947 - 1951), K.R.T. Purwaningrat (1951 – 1955), K.R.T. Brataningrat (1955 - 1958), K.R.T. Wiraningrat (1958), K.R.T. Setyosudarmo (1958 – 1960), K.R.T. Sosrodiningrat (1960 – 1969), K.R.T. Projo Harjono (1969 – 1970), R. Sutomo Mangkusasmito, SH. (1970 – 1980), Suherman Partosaputro (1980 – 1985), K.R.T. Suryo Padmo Hadiningrat / Moerwanto Suprapto (1986 – 1991), K.R.T. Yudadiningrat / Sri Roso Sudarmo (1991 – 1998), Drs. H. Kismosukirdo (1998 – 1999), Drs. HM. Idham Samawi (1999 – 2004), Drs. Mujono NA (Desember 2004 - Januari 2005), Drs. HM. Idham Samawi (2005 - 2010 /Terpilih kembali melalui Pilkada Bantul 2005), Hj. Sri Suryawidati (27 Juli 2010 - sekarang).
- Makanan khas Kabupaten Bantul adalah Geplak, Tolpit, Sate Klathak, Peyek Undur-Undur.
- Selain Pantai Parangtritis yang terkenal itu, Kabupaten Bantul juga memiliki banyak pantai yang bagus. Diantaranya adalah Pantai Parangkusumo, Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Pandansimo, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Kuwaru.
- Kabupaten Bantul memiliki beberapa event, yaitu Kirab Budaya Dlingo dan Bantul Ekspo.
- Kabupaten Bantul memiliki berbagai desa wisata yang umumnya merupakan desa penghasil kerajinan. Desa-desa tersebut antara lain adalah Kasongan (penghasil gerabah), Pundong (penghasil gerabah), Pucung (penghasil kerajinan kulit), Gendeng (penghasil kerajinan kulit terutama wayang), dan Krebet (penghasil kerajinan kayu termasuk topeng batik). Batik Bantul sangat terkenal, dan dapat diperoleh baik di sekitar makam Imogiri, Giriloyo (utara Imogiri), dan di Wijirejo. Kerajinan kulit untuk barang sehari-hari (tas, jaket, sandal dan sebagainya) juga dapat diperoleh di desa Manding.
- Di Kabupaten Bantul terdapat dua objek wisata goa yang terkenal, yaitu Goa Selarong dan Goa Cerme.
- Bantul juga memiliki objek wisata budaya atau religi, yang paling terkenal adalah Pemakaman Imogiri.
- Terdapat beberapa stasiun radio di Bantul seperti Radio Persatuan 93.9 dan lain-lain.
- Kabupaten Bantul merupakan markas dari klub sepakbola Persiba Bantul, yang berdiri tahun 1967. Juga menjadi markas klub amatir Protaba Bantul.
- Kampus Institut Seni Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terletak di kabupaten ini. Beberapa perguruan tinggi lain juga melakukan pembangunan kampusnya di wilayah Kabupaten Bantul, antara lain Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta. Dan adapula kampus dibawah naungan Kementerian Perindustrian yaitu Politeknik ATK yang terdapat di jalan Ringroad Selatan untuk Kampus 2 dan di jalan ateka untuk Kampus 1.
- Jalur kereta api di Bantul terdiri atas jalur yogyakarta - bandung di kecamatan sedayu dengan Stasiun Rewelu (hanya digunakan untuk depo BBM) serta jalur rel kereta mati yang direncanakan akan dihidupkan kembali antara yogyakarta - bantul - brosot dengan stasiun di madukismo, cepit, bantul kota, palbapang, dan srandakan dan juga jalur mati yogyakarta - kota gede - pleret - pundong.
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Demikianlah informasi 43 Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang bisa saya berikan. Semoga artikel ini bermanfaat dan semakin menambah ilmu pengetahun kita semua. Share ke teman-teman kalian ya!!! Biar mereka tahu dan semakin paham akan kota-kota di Indonesia. Terutama kalian yang dari Bantul, Yogyakarta.
Sekian dan Terimakasih...
Kata Kunci :
- Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta
0 Response to "43 Fakta Kabupaten Bantul, Yogyakarta"
Post a Comment
Hay sobat, jangan lupa tinggalkan komentar ya, karena komentar sobat sangat bermanfaat bagi kelangsungan blog ini.
Berkomentarlah dengan bijak tanpa menyinggung pihak lain, tanpa unsur sata dan pornografi.