Mbah Moedjair, Penemu Ikan Mujair


Nama Asli : Iwan Muluk
Nama Panggilan : Mbah Moedjair
Lahir : Blitar, tahun 1890
Wafat : 7 September 1957
Penemu : Ikan Mujair/Moedjair


Siapa Mbah Moedjair?
Mbah Moedjair atau Iwan Muluk adalah penemu Ikan Mujair yang berasal dari Desa Kuningan, Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Tepatnya berjarak 3 km arah timur dari pusat kota Blitar. Lahir pada tahun 1890 di Blitar dan wafat 7 september 1957, beliau memiliki 7 orang anak dari buah cinta dengan istrinya yang bernama Pratimah. Beliau merupakan warga biasa yang berprofesi sebagai penjual sate disebuah warung.

Profesi Mbah Moedjair
Mbah Moedjair berprofesi sebagai pedagang sate yang populer di Blitar. Satenya terkenal sangat lezat dan nikmat. Namun usaha dagangnya tersebut harus gulung tikar karena kebiasaan buruknya, yakni berjudi.

Kronologis Penemuan Ikan Mujair
Karena sering kalah main judi yang imbasnya membuat gulung tikar dari berdagang sate, kepala desa Papungan, Pak Muraji mengajaknya melakukan tirakat di Pantai Serang setiap tanggal 1 Suro (penanggalan Jawa). Saat melakukan ritual mandi, beliau melihat ikan dengan jumlah yang sangat banyak. Ikan yang ditemukannya itu terlihat asing dan juga unik, yakni menyimpan anak di dalam mulutnya ketika ada bahaya dan dikeluarkan ketika keadaan sudah aman. Keunikan tingkah laku ikan ini membuat Mbah Moedjair tertarik dan berinisiatif menagkap kemudian merawatnya di rumah. Mbah Moedjair menangkap ikan ini dengan cara menjaringnya menggunakan kain udeng (ikat kepala) yang biasa beliau pakai. Bersama dua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, Mbah Moedjair membawa ikan ini pulang ke Desa Papungan. Namun karena berbeda habitat, ikan yang dibawanya tersebut mati ketika dimasukkan ke air tawar yang berada di halaman rumahnya.

Matinya ikan tersebut tidak membuat Mbah Moedjair putus asa. Tapi sebaliknya, beliau semakin gigih melakukan percobaan agar spesies ikan ini dapat hidup di habitat air tawar. Beliau melakukan percobaan terus menerus, caranya dengan mencampurkan air laut dan air tawar dengan mengubah tingkat konsentrasi air tawar semakin lama semakin lebih banyak dari air laut. Dalam setiap percobaannya, Mbah Moedjair harus pulang pergi ke Pantai Serang dari desa Papungan yang jaraknya 35km dengan berjalan kaki melintasi hutan selama dua hari untuk mengambil air laut, pulang dan pergi. Hingga akhirnya percobaan Mbah Moedjair menemukan titik keberhasilan pada percobaan kesebelas. Pada tanggal 25 Maret 1936, hiduplah empat ikan jenis baru dengan habitat air tawar.

Mbah Moedjair sangat senang dengan apa yang beliau dapatkan. Segala jerih payah, kesulitan, dan rintangan yang beliau alami terbayar lunas dengan hidupnya empat ikan spesies baru ini. Mbah Moedjair kemudian menangkar empat ikan ini di sebuah kolam di daerah sumber air Tenggong, Desa Papungan. Dari semula hanya satu kolam kemudian bertambah menjadi tiga kolam. Di sekitar kolam ini, Mbah Moedjair membangun pula pondok yang sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal bagi keluargannya. Perkembangbiakan spesies ikan baru ini begitu cepat, bahkan jumlah ikan milik Mbah Moedjair semakin banyak hanya dengan waktu yang singkat. Mbah Moedjair memanfaatkanya sebagai sumber penghasilan dengan menjualnya ke pasar, dan sisanya diberikan kepada warga sekitar secara cuma-cuma.

Ikan spesies baru ini pun semakin lama semakin diperbincangkan banyak orang dan nama Mbah Moedjair pun semakin dikenal masyarakat luas. Hingga akhirnya perbincangan masyarakat tentang Mbah Moedjair ini sampai di telinga Asisten Residen yang berkedudukan di Kediri. Asisten Residen yang juga seorang ilmuwan ini pun takjub dan kagum akan kegigihan dan keuletan Mbah Moedjair. Dan demi menghormati kegigihan Mbah Moedjair, Asisten Residen lalu memberikan penghargaan kepada Mbah Moedjair dengan menamai ikan spesies baru ini sesuai dengan nama penemunya, Moedjair.

Penghargaan Mbah Moedjair
1. Menamai Spesies Ikan Baru yang ditemukan Mbah Moedjair sesuai dengan nama penemunya, yakni Ikan Moedjair/Mujair (Asisten Residen Kediri).
2. Jogo Boyo Desa Papungan (Oleh Pemerintah Daerah).
3. Mantri Perikanan (Pemerintah Pusat).
4. Penghargaan Executive Committee dari Indo Pasific Fisheries Council (30 Juni 1954, Bogor).
5. Penghargaan oleh Kementerian Pertanian atas nama pemerintah Republik Indonesia, 17 Agustus 1951.
6. Piagam Nelayan Pelopor, 6 April 1965 (Pemerintah Indonesia melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut).
7. Jalan Moedjair (Departemen Perikanan).

Wafat Mbah Moedjair

Mbah Moedjair wafat pada 7 September 1957 akibat penyakit asma. Ia dimakamkan di pemakaman umum Desa Papungan. Kemudian, atas inisiatif Departemen Perikanan, pada 1960 makam beliau dipindahkan ke area khusus di selatan Desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Di batu nisannya tertulis "Moedjair Penemu Ikan Moedjair" lengkap dengan relief ikan mujair. Sebagai penghargaan atas jasa beliau yang tak ternilai, akses jalan menuju makam juga diberi nama Jalan Moedjair.

Refrensi
» http://sains.me/281/mbah-moedjair-penemu-ikan-mujair-yang-mendunia.html
» http://medialuhkan.blogspot.com/2014/08/asal-usul-dan-sejarah-ikan-mujair-di.html
» http://www.orbitdigital.net/article/asal-muasal-keberadaan-ikan-mujair

Related Posts:

0 Response to "Mbah Moedjair, Penemu Ikan Mujair"

Post a Comment

Hay sobat, jangan lupa tinggalkan komentar ya, karena komentar sobat sangat bermanfaat bagi kelangsungan blog ini.
Berkomentarlah dengan bijak tanpa menyinggung pihak lain, tanpa unsur sata dan pornografi.